• Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Tips Agar Menulis Menjadi Lebih Mudah

    Tulisan ini merupakan sambungan dari postingan sebelumnya, yaitu reportase yang berkaitan dengan pelatihan kepenulisan yang digelar pada Kamis (22/09) lalu oleh UKM Jurnal Paradigma Universitas Gadjah Mada dan disampaikan oleh Dr. Ana Nadhya Abrar., MES., selaku pemateri.

    Dalam tulisan singkat ini, saya akan membahas tentang bagaimana tips agar menulis menjadi lebih mudah. Sering kali kita enggan untuk menulis, karena pengalaman sebelum-sebelumnya menunjukkan bahwa menulis merupakan kegiatan yang cukup sulit. Namun, hal tersebut rupanya dapat diatasi jika kita tahu bagaimana cara dan langkah menulis yang benar, juga menghindari beberapa hal dalam menulis. Tips berikut berlaku untuk segala jenis tulisan, entah itu opini, gagasan, essay, narasi fiksi, ataupun tulisan lainnya.

    Lihat postingan sebelumnya di sini.

    Langkah-langkah untuk Menulis


    1. Kumpulkan dan Klasifikasikan Pengalaman

    Pengalaman ini penting, seperti yang telah saya sebutkan pada postingan sebelumnya, tulisan merupakan ekspresi dari suatu pengalaman. Pada pengertian ini, pengalaman merupakan salah satu konten utama dalam tulisan anda.

    Sebelum mulai menulis, ada baiknya mengklasifikasikannya terlebih dahulu ke dalam beberapa kategori, pengalaman pribadi dan orang lain baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Penggambaran akan pengalaman pribadi mungkin akan lebih menarik, apalagi dengan dukungan pengalaman-pengalaman yang didapat dari orang lain.

    Dalam dunia akademik, pengalaman pribadi dapat berwujud gagasan atau pemikiran kita, sedangkan pengalaman orang lain dapat berbentuk data-data pendukung yang disajikan untuk memperkuat gagasan yang ingin kita sampaikan dalam tulisan. Dengan begitu, emosi atau ekspresi dalam tulisan akan lebih mudah disampaikan.

    1. Menentukan dan Menegaskan Ekspresi Penulis

    Tulisan yang disajikan tanpa adanya ekspresi tak lebih dari untaian kata-kata dan data tak bermakna. Pada pengertian ini, kita perlu menentukan ekspresi diri kita sebagai penulis dalam melihat berbagai pengalaman baik yang kita alami maupun yang dialami oleh orang lain, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

    Ekspresi inilah yang kemudian membedakan tulisan saya dan tulisan anda, meskipun dengan fenomena yang sama tiap orang tentu akan menyampaikan gagasannya dengan untaian kalimat yang berbeda, tidak lain ialah karena ekspresi yang ingin ditunjukkan oleh masing-masing orang juga berbeda.

    Ekspresi menjadi penting untuk menjukkan arah dari tulisan kita selanjutnya.

    1. Memilih Narasi dan Plot Tulisan

    Narasi dalam sebuah tulisan dapat berbentuk: tesis-antitesis-sintesis; dulu-sekarang-nanti; penyebab-masalah-solusi, dan berbagai narasi lain yang dapat membantu memaparkan ekspresi dan garis besar gagasan yang ingin disampaikan dalam sebuah tulisan. Narasi menjadi penting. Narasi bagaikan tahapan yang harus dilalui dan tidak bisa diabaikan oleh seseorang ketika ingin memahami apa yang ingin disampaikan oleh penulis.

    Sebuah tulisan membutuhkan plot atau alur. Plot dalam tulisan dapat berbentuk kronologis, flash back, atau bahkan campuran. Alur atau plot ini sangat penting untuk mengorganisasikan pengalaman yang telah kita kumpulkan berdasarkan waktu dan tempatnya.

    1. Menuangkannya dalam Sebuah Outline

    Membuat outline atau kerangka karangan merupakan suatu yang kelihatannya sepele. Namun ternyata membuat outline atau kerangka karangan adalah penting dalam menulis sebuah tulisan yang berkualitas. Hal ini dikarenakan untuk memberi batasan yang jelas terhadap apa yang ingin di bahas dan memberikan relevansi atau keterkaitan antara suatu paragraf dengan paragraf lainnya.

    Outline dapat disusun berdasarkan paragraf, namun juga bisa disusun berdasarkan narasi kecil ataupun sub-judul yang ingin ditampilkan. Lebih rinci suatu outline, biasanya akan lebih baik karena akan memberikan gambaran yang lebih jelas pada saat kita akan melakukan elaborasi dengan pengalaman-pengalaman yang telah disiapkan sebelumnya.

    1. Mengelaborasi Outline yang Telah Ada

    Setelah outline berhasil di susun, saatnya melakukan elaborasi terhadap outline yang telah ada. Proses elaborasi ini adalah proses penggarapan dengan tekun dan cermat. Memaparkan beberapa pengalaman-pengalaman yang telah didapat, diklasifikasikan, dan dikategorisasikan kedalam serangkaian kalimat yang saling berkesinambungan.

    Dalam proses elaborasi, hindari mengubah-ubah outline yang telah disusun. Hal tersebut justru dapat membuat pengalaman-pengalaman yang telah ditulis menjadi tidak saling terkait dan kehilangan maknanya. Oleh sebab itu, pastikan anda telah memberikan waktu yang cukup untuk menyusun sebuah outline dengan mantap. Selanjutnya, proses elaborasi menjadi proses yang sebetulnya mudah, karena proses ini melibatkan pengalaman-pengalaman yang telah kita kumpulkan sebelumnya, perasaan, dan imajinasi dalam menulis.

    Jika langkah-langkah di atas sudah dilakukan dan anda masih merasa kesulitan untuk menulis sebuah tulisan yang baik, anda perlu mengenali kelemahan-kelemahan anda yang membuat anda terkendala dalam menulis sebuah tulisan.

    Dari beberapa langkah di atas, bagian manakah yang bagi anda sulit untuk dilewati atau sulit untuk dilaksanakan? Maka pada bagian tersebut, anda harus banyak meluangkan waktu untuk berlatih baik secara mandiri maupun dengan bimbingan dari rekan/teman anda.

    Beberapa hal di bawah ini mungkin dapat mempermudah anda dalam menulis sebuah tulisan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan, juga harus dihindari dalam membuat sebuah tulisan berdasarkan pengalaman Dr. Ana Nadhya Abrar., MES.,

    Tips untuk Membuat Tulisan yang Baik


    1. Menulis Bukan Tentang Kesempurnaan

    Jika anda menulis, lakukanlah hal tersebut sepertihalnya air yang mengalir. Entah tulisan itu jelek atau acak-acakan, tulislah terlebih dahulu apa yang ada di pikiran anda. Karena, biasanya inspirasi hanya akan mengalir pada momen-momen tertentu dan tidak bisa terulang kembali pada momen yang lainnya.

    Kesalahan yang sering kita lakukan dan diulang terus ialah kita cenderung menuntut kesempurnaan pada setiap tulisan yang kita buat. Akibatnya, membuat beberapa kalimat saja membutuhkan waktu yang lama. Atau bahkan, pada setiap sesi menulis bisa justru menghilangkan beberapa kalimat atau paragraf yang telah dibuat pada sesi sebelumnya.

    Tulisan yang baik, mudah dipahami, lugas, dan memiliki nilai estetika atau nilai seni yang tinggi merupakan salah satu tujuan kita untuk menulis. Namun, tidak setiap tulisan yang kita hasilkan harus berbentuk sedemikian rupa, perlu adanya proses, perbaikan, dan perbaikan ulang.

    Oleh karenanya, perbaikan demi perbaikan memang penting dilakukan dengan sesi tersendiri ketika seluruh gagasan yang ada pada kepala anda rasa-rasanya sudah tercurahkan seluruhnya pada lembar kertas anda. Barulah, anda bisa membaca ulang tulisan anda, memilah mana yang perlu untuk ditekankan, diperbaiki, atau bahkan dihilangkan.

    1. Minder Dengan Tulisan Sendiri itu Tabu

    Dalam prosesnya, seringkali kita enggan untuk menunjukkan tulisan kita kepada orang lain. Apalagi, ketika tulisan kita masih berwujud gagasan-gagasan abstrak yang sama sekali belum disentuh oleh unsur perbaikan. Namun, menunjukkan tulisan anda kepada orang lain adalah penting. Hal ini, bukan hanya karena orang lain dapat melihat tulisan anda dari sudut pandang yang berbeda dan kemudian memberikan sumbangan pada perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan, namun juga karena nantinya tulisan anda akan dibaca juga oleh orang lain.

    Oleh karena itu, merasa minder dengan tulisan yang anda buat merupakan hal yang tabu dalam dunia kepenulisan. Seberapa jeleknya, kekanak-kanakannya, atau seberapa absurd tulisan anda, itu adalah hasil dari kerja keras anda dan hal tersebut patut diapresiasi sebagai sebuah proses pembelajaran yang bisa anda lihat kembali di masa depan sebagai suatu hal yang membangun anda.

    1. Pastikan Ide/Gagasan Tulisan telah Terbentuk

    Sebelum mulai menulis, pastikan anda tahu pasti apa yang akan anda tulis. Perincian-perincian berbentuk outline atau kerangka karangan penting untuk dibuat, jika gagasan belum terbentuk secara pasti, hindari menulis karena tulisan anda akan mengambang dan kabur. Tulisan tanpa gagasan yang jelas hanya deretan kalimat tanpa makna.

    Sebaiknya, jika gagasan belum terbentuk dengan sempurna, carilah pengaaman-pengalaman yang bisa membantu pembentukan gagasan anda. Misalkan dalam dunia akademis misalnya, literatur-literatur berupa penelitian terbaru penting untuk melihat faktualitas dan permasalahan kekninian yang bisa membantu darimana anda harus mulai menulis, memposisikan ekspresi, dan mengajukan solusi untuk permasalahan yang sedang dihadapi atau penelitian seperti apa yang harus dilakukan terkait dengan persoalan yang dimaksud.

    Semakin kaya pengalaman anda, semakin baik pula gagasan tersebut akan terbentuk karena dengan begitu gagasan anda secara otomatis akan didukung oleh pengalaman-pengalaman yang anda kumpulkan. Selama pengalaman-pengalaman tersebut masih relevan dan saling terkait.

    1. Deskripsikan Berbagai hal Penting dengan Mendetil

    Mendeskripsikan konsep dengan sedetil mungkin dapat memberikan kejelasan dan batasan bagi pembaca terkait apa yang sedang kita bahas. Selain itu, mendeskripsikan suatu hal dengan mendetil sangat berguna agar memberikan gambaran yang jelas pada pembaca tentang apa yang sedang kita bahas, sehingga dalam prosesnya pembaca tidak akan salah sangka dengan maksud, tujuan, dan ekspresi tulisan kita.

    Hindarilah penggunaan kata-kata atau kalimat yang abstrak. Sebaiknya, gunakan kat-kata yang spesifik, unik, dan konkrit agar pembaca langsung bisa memahami apa yang ingin kita katakana.

    Dalam dunia sastra, khususnya sastra yang mengusung tema fiksi, penjelasan mendetil terhadap konsep-konsep atau kejadian dapat membawa pembaca menuju dunia fiksi dan melupakan bahwa apa yang sebenarnya ia baca hanya merupakan sebuah fiksi. Dengan begitu, deskripsi mendetil telah menolong seorang penulis untuk mengambil hati dan pikiran pembaca kedalam dunia yang dikehendakinya.

    1. Hindari Penggunaan Kalimat Majemuk

    Dalam beberapa kasus, penggunaan kalimat majemuk menjadi keharusan untuk menggambarkan penjelasan yang ingin kita paparkan merupakan penjelasan yang kompleks. Namun, penggunaan kalimat majemuk yang begitu panjang dapat membuat pembaca bingung dan bosan. Bahkan, pembaca mungkin bisa salah salam mengartikan makna dan ekspresi dari tulisan kita.

    Sebisa mungkin, gunakan kalimat tunggal atau gabungan untuk memudahkan pembaca dalam membaca dan memahami setiap gagasan dan ekspresi yang ingin anda sampaikan.

    1. Pakailah Kalimat Aktif

    Kalimat aktif dapat membantu anda untuk mengembangkan tulisan menjadi lebih mendetail. Selain itu, dalam dunia akademik kalimat aktif lebih disukai karena memberikan gambaran yang jelas terhadap suatu kejadian atau fenomena. Namun, penggunaan kalimat ini harus konsisten agar tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda.

    Dalam beberapa kasus, saya masih menganggap bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang cukup sulit. Namun pada beberapa kasus lainnya, menulis menjadi sangat menyenangkan, terutama ketika saya menulis sebuah review ataupun reportase kegiatan. Pada pengertian ini, mungkin bisa saya katakana bahwasanya kelemahan saya terletak pada kemampuan untuk mengumpulkan pengalaman dan mengklasifikasikannya. Sehingga, bagi saya mudah saja untuk menulis pengalaman yang memang benar-benar saya alami karena tidak perlu mengatur ulang susunan alur dan cerita kejadian karena telah terekam jelas di benak saya. Masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan dalam setiap proses menulis, bagaimana dengan anda?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published.

  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO