Banyak yang bilang izajah itu nggak penting. Dan memang benar, saya pun salah seorang yang mengamini bahwasanya ijazah dan IPK itu enggak penting-penting amat. Mereka nggak bisa membuatmu berada pada pekerjaan dan posisi impian, meraih cita-cita yang kita idamkan, ataupun membawa dunia ini pada perubahan.
Nilai dari ijazah dan IPK yang selama ini keras kita perjuangkan maksimal hanya akan membawa kita pada gerbang administrasi kalau-kalau kita melamar sebuah pekerjaan. Atau jadi file pendukung yang cuma dilirik sekilas tanpa menimbulkan kesan yang berarti bagi para dewan juri.
Dengan biaya kuliah yang setinggi langit, dan hasil akhir yang nilainya di era ini hampir-hampir tidak ada, muncullah sebuah pertanyaan yang begitu menggugah. Baik bagi saya yang seorang sarjana, akademisi yang mengagungkan prestasi, ataupun masyarakat pada umumnya.
Masih perlukah kita kuliah?
Jika anda adalah orang yang mempercayai bahwa tujuan akhir dari kuliah adalah lulus dengan predikat terbaik, mendapatkan gelar cumlaude, dan dielu-elukan oleh banyak orang, maka selamat! Anda telah berhasil melakukannya, namun apa yang akan anda dapat hanya cukup sampai di sana.
Anda bisa melanjutkan kesuksesan anda dengan menjejak jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tapi nuansa kesuksesan hanya akan anda rasakan ketika anda berada di lingkungan yang sama. Dikelilingi oleh akademisi ataupun para pemuja prestasi. Di luar dari itu, anda tak ubahnya masyarakat pada umumnya. Tukang bakso, pedagang kaki lima, atau bahkan pengemis jalanan karena nyatanya anda masih harus melamar sana sini, memohon belas asih dari instansi-instansi besar selepas kelulusan.
Dan untuk kasus di atas, saya akan menjawab, iya. Anda butuh kuliah. Anda harus membayar mahal untuk bisa masuk lingkaran se-eksklusif itu.
Tapi, Jika anda adalah orang yang percaya bahwa bahwa kuliah adalah untuk mencari ilmu, atau apapun itu, maka saya akan dengan tegas menjawab. Anda tidak perlu kuliah. Karena sebagian besar informasi dan pengetahuan sekarang bisa kita cari dan dapatkan secara mandiri.
Kecuali, anda benar-benar orang yang malas, berlebih harta, dan hanya mau mendapatkan informasi dan pengetahuan dengan cara praktis dan pasif. Anda harus kuliah, karena itulah tempat yang cocok untuk menghabiskan hari-hari anda. Faktanya, kian hari makna dan esensi dari perguruan tinggi semakin kurang relevan dalam kaitannya dengan dunia yang begitu cepat berubah.
Lalu, masih relevankah kuliah di zaman sekarang?
Saya percaya bahwa kuliah atau pergi ke perguruan tinggi memiliki makna yang lebih luas dari pada apa yang ada dalam kepala kita yang terkadang, cenderung sempit. Kuliah atau pergi ke perguruan tinggi tidak sebatas bagaimana kita belajar, mendengarkan ceramah, mengerjakan tugas dan lulus. Lebih dari itu, kita meniti setiap proses pergaulan dan bertemu dengan banyak orang. Teman, sahabat, bahkan partner hidup kita di masa depan yang ditak bisa kita dapatkan hanya dengan bertatap sekali atau dua kali.
Bagaimanapun juga, lingkungan yang sedemikian rupa tidak akan pernah kita dapatkan ketika kita hanya belajar seorang diri, berselancar mengarungi informasi lewat gawai pribadi. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan, informasi yang kita dapatkan, kesempatan yang kita temukan ketika pergi ke perguruan tinggi.
Memang, teknologi informasi dan komunitas maya telah menawarkan cara yang lebih mudah untuk bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat dan hobi yang sama. Tapi keduanya tetap merupakan dua hal yang berbeda, dan oleh karena itu, hasil yang didapatkan pun juga akan berbeda.
Saya tidak akan berkata bahwa pergi ke perguruan tinggi adalah hal yang sia-sia, karena saya telah mendapatkan banyak manfaat darinya. Namun sebaliknya, saya juga tidak menampik kecanggihan teknologi informasi yang kini dapat mempertemukan kita dengan orang-orang baru, jauh melebihi apa yang kita bayangkan.
Sehingga, sayangnya, jawaban dari pertanyaan di atas hanya bisa anda dapatkan hanya jika anda benar-benar memahami diri anda sendiri. Jadi, menurut anda, masih perlukah kita kuliah?